Keliling setengah Propinsi, Napak Tilas Perjalanan MHI

Senin, 31/7/2023 Setelah ayam berkokok dan fajar menerangi pagi, isuk isuk mruput segenap Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Huliyyatul ilmi bersiap meluncur menuju ke Paciran Lamongan. Seperti yang telah diagendakan sebelumnya, bahwa acara Napak Tilas ini menjadi rangkaian kegiatan tahunan untuk Guru, Tenaga Kependidikan, staff dan keluarga besar MHI. Ada 3 Tempat yang memiliki kedekatan ikatan batin dan sejarah dengan MHI sehingga menjadi tujuan dalam Napak Tilas. Yaitu Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nurul Jadid Parimono Jombang dan Pesantren Supercamp La Rayba Fii Hanifida, Diwek Jombang.

Detik, menit dan jam berlalu cepat hingga akhirnya hembusan angin dan segarnya suasana pesisir utara pulau jawa menyambut kedatangan kami di halaman ndalem KH.Abdul Ghofur Pembina dan Sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Secara khusus rombongan MHI dipersilahkan masuk menuju ruangan yang khusus yang biasanya dipergunakan beliau khusus untuk menerima keluarga dan kerabat yang datang Pondok.

Suasana ruang tamu di ndalem KH. Abdul Ghofur yang sejuk dengan semilir angin laut yang menyegarkan, menjadi semakin hangat dan lebih dinamis pada saat beliau berkenan memberikan kunci kunci yang berkaitan dengan pengelolaan sebuah lembaga pendidikan. Diantaranya adalah me reposisi kembali bagaimana lelaku secara pribadi untuk menjadi seorang guru. sehingga benar benar menjadi ujung tombak dalam mengawal generasi masa depan, khususnya dalam dunia pendidikan. Pimpinan Ponpes Sunan Drajat yang saat ini mempunyai sekitar 16.000 santri tersebut juga menularkan energi dan spirit tentang kemandirian di bidang ekonomi dalam mengelola sebuah institusi lembaga pendidikan agar mandiri secara ekonomi sehingga kesejahteraan guru dan kelangsungan kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sebagaimana sebuah filosofi dan pesan dari Sunan Drajat yang saat ini terukir dalam huruf jawa di pintu gerbang ndalem keluarga KH. Abdul Ghofur yang dapat kita gunakan sebagai kunci dalam membuka cakrawala hati kami.

Wenehono, Wenehono, Wenehono ( Berilah, Berilah, Berilah)

WENENHONO MANGAN MARANG WONG KANG LUWIH (Berilah makan kepada orang yang lapar)

WENEHHONO KLAMBI MARANG WONG KANG WUDO (Berilah baju untuk orang yang tidak punya Baju)

WENEHONO TEKEN MARANG WONG KANG WUTO (Berilah tongkat untuk orang yang buta)

Tentunya 3 wasiat tersebut membutuhkan terjemahan yang lebih luas dan aplikasi yang lebih detail dalam kehidupan sehari hari.

Rute perjalanan terus berlanjut, selepas isya’ KH Abdullah Afiif dengan ramah, santun dan menyejukkan hati, menerima segenap musyafir dari MTs Huliyyatul ilmi di sebuah teras sederhana. Beliau adalah Pembina dan Pimpinan PP Tahdidzul Qur’an Nurul Jadid Parimono Jombang. Pesantren ini adalah salah satu institusi yang banyak memberikan support, kritik, saran dan bimbingan untuk MTs Huliyyatul ilmi. Sehingga banyak menelurkan ide ide yang fresh dan segar dalam merancang metode pembelajaran di MHI. Salah satu kunci yang beliau amanahkan kepada kami adalah ISTIGHFAR. Yakni bagaimana kita mengistighfari diri sendiri, Keluarga, orang lain dan siapa saja. Karena sebagai makhuk sosial dalam kehidupan sehari hari, kita tidak lepas dari salah pengertian, kesalahan bersikap dan kekhilafan. Baik yang tidak disengaja atau bahkan yang memang disengaja karena alasan tertentu. Selain itu Kyai Afif juga memberikan banyak metode dan pendekatan pendekatan khusus yang dapat digunakan dalam sebuah institusi pendidikan. Terutama kepada murid, siswa siswi dan anak didik kita. Yakni pendekatan kasih sayang orang tua kepada anaknya dan sebisa mungkin dapat menahan amarah dan emosi meskipun tidak jarang kita menghadapi karakter yang “spesial” dari murid kita.

Setelah mampir sejenak di Pesantren Tahfidz camp La Raiba Fi Hanifida, diwek Jombang,
Tidak terasa, tepat tengah malam kami baru sampai di rumah masing-masing. Dan tidak terasa juga barangkali jika rute yg kami tempuh seharian itu, di konversikan ternyata kami telah menempuh Sebuah perjalanan yang kira kira setara dengan setengah dari propinsi jawa timur. Mulai dari Sidoarjo-Surabaya-Gresik-Lamongan-Babat-Jombang dan kembali lagi ke kota Delta Sidoarjo.

Terima kasih untuk segenap rombongan guru, tenaga pendidikan dan keluarga besar MTs HI yang terus mengawal kegiatan napak tilas ini. Sebuah perjalanan yang cukup menguras energi.bukan saja karena kilometernya jauh. Tapi lebih dari itu ada banyak rangkaian kunci yang dititipkan kepada kami segenap guru, tenaga kependidikan dan keluarga besar MTs Huliyyatul ilmi untuk terus melangkah mengawal generasi masa depan Belajar kepada Siapapun, Kapanpun dan Dimanapun.

WhatsApp chat